Sebagai kesiapan bersama untuk memulai proses perkuliahan pada semester ganjil 2022/2023, Universitas Kristen Indonesia Maluku menyelenggarakan Kuliah Umum dengan Topik “Gereja dan Zending Belanda terhadap Revolusi Indonesia 1945-1949”, pada Senin, 5 September 2022, pukul 10-12.00 WIT, secara offline: di Aula UKIM dan dihadiri oleh Dosen, Mahasiswa (S1, S2 dan S3), dan para pegawai.
Dalam arahan pembukaannya, Pendeta Dr. Henky H. Hetharia, M,Th sebagai Rektor UKIM menyampaikan, bahwa pemilihan Topik “Gereja dan Zending Belanda terhadap Revolusi Indonesia 1945-1949” tidak lahir dalam wacana kosong. Namun, topik tersebut merupakan pemantik kesadaran terhadap proses kemerdekaan yang telah dialami oleh bangsa Indonesia dan panggilan dalam upaya pengentasan penindasan yang saat ini masih terjadi dalam konteks bangsa Indonesia. Selain alasan pemilihan topik, dalam arahannya, Hetharia turut berharap agar pendekatan Kuliah Umum yang selalu dilakukan sebelum perkuliahan semester menjadi habit (tradisi) bersama dalam upaya pengembangan wawasan.
Kuliah Umum dengan topik “Gereja dan Zending Belanda terhadap Revolusi Indonesia 1945-1949” dibahas oleh Pendeta Dr. Yusak Soleiman, selaku Dosen Sekolah Tinggi Filsafat Jakarta (STFT), yang saat ini sementara menjalani masa Sabitekaliv di program Pascasarjana UKIM. Dalam penyajian materi, Soleiman membawakan 4 pokok bahasan, yaitu: (1) Gereja dan zending pada masa pra-Jepang, (2) Gereja dan zending pada masa awal revolusi Indonesia, (3) Gereja Indonesia dan para zendeling di Indonesia, dan (4) Kontribusi beberapa tokoh gereja dan zending di Belanda. Dalam kecapakan pada bidang Sejarah, Soleiman membedah 4 pokok bahasan tersebut secara komprehensif. Pendeta Dr. Jhon Saimima, M.A, selaku moderator Kuliah Umum menyampaikan, bahwa tidaklah heran jikalau Soleiman membedah Topik Kuliah Umum ini secara komprehensif dan mendalam, karena topik tersebut selaras dengan konsentrasi teori teologi (orthodoxi) dan praktik teologi (orthopraxis)-nya. Dalam kuliah umum dimaksud, turut dibuka ruang diskusi antara narasumber dengan seluruh peserta kuliah umum. Dua penanggap yang berkenan menyampaikan tanggapan dalam ruang diskusi, yaitu Sdr. Fiktor Fadirsair, S.Si, Teol dan Sdri. Dessy Ohoiner, S.Si, Teol dari program studi Magister Teologi Kristen Protestan turut memboboti dengan tanggapan-tanggapan konstruktif. Pada akhir kuliah umum, Pendeta Dr. Jhon Saimima, M.A, selaku moderator menyampaikan, bahwa penyampaian materi kuliah umum dari Soleiman hendak memberikan penyadaran kritis terhadap seluruh masyarakat, bahwa kita masih perlu berjuang terhadap tindakan-tindakan kolonialisasi modern masa kini. “Kita tidak boleh dikuasai oleh penindasan itu, tetapi kita perlu berkembang dan melawan penindasan atas nama kelompok mayoritas tersebut”, ujarnya.
Kuliah Umum dengan Topik ““Gereja dan Zending Belanda terhadap Revolusi Indonesia 1945-1949” diakhiri dengan sesi foto bersama dan penandatangan berita acara kuliah umum oleh masing-masing fakultas, termasuk program Pascasarjana