Menggembirakan. Kehadiran Pdt. Stefanus Christian Haryono, MACF., Ph.D di Kota Ambon dimanfaatkan secara maksimal oleh pengelola PPs UKIM. Setelah dilakukannya intensif perkuliahan Spiritualitas Kristen maka pada tanggal 12-13 November 2022 dilakukan Retreat secara offline kepada seluruh civitas akademica PPs UKIM di Hotel Tirta Kencana, Amahusu – Ambon.
Proses Retreat PPs UKIM dimulai pada tanggal 12 November 2022 dengan penuh ketenangan, diiringi lagu-lagu Taize. Dalam arahan pembukannya, Rachel Iwamony selaku Direktur PPs menyampaikan bahwa civitas academica PPs UKIM selama ini hanya meluangkan waktu untuk melakukan tanggung jawab akademik. Para Dosen dituntut untuk melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi, bahkan mahasiswa turut cenderung ikut dalam tuntutanan akademik tersebut. Pada akhirnya, civitas akademica PPs UKIM melupakan untuk berada dalam keheningan dan memberi waktu untuk diri sendiri. Menurut Iwamony, secara spiritual, kenyataan itu sangatlah memperihatinkan karena kita tidak mencintai diri sendiri dan seluruh pergumulan kehidupan. Pdt. Monike Hukubun, D.Th selaku Dekan Fakultas Teologi yang turut hadir dalam kegiatan tersebut turut berharap agar kegiatan Retreat PPs UKIM dapat dimanfaatkan secara maksmimal oleh seluruh pihak.
Dalam proses Retreat, terdapat empat materi yang diberikan oleh Pdt. Stefanus kepada seluruh peserta, yaitu: 1) Keheningan Jalan Spiritualitas, 2) Discernment: Seni Laku Spiritual Mendengarkan Roh Kudus, 3) Luka-luka Batin, dan 4) Berdamai dengan Diri Sendiri. Dalam proses pembagiannya, materi pertama dan kedua diberikan pada Sabtu, 12 November 2022 dan materi ketiga dan keempat diberikan pada Minggu, 13 November 2022. Dalam penyajiannya, Pdt. Stefanus memberikan penyadaran bahwa keheningan bukanlah nothing, namun keheningan adalah upaya untuk memahami kehendak Allah. Setiap orang cenderung memahami bahwa keheningan adalah nothing, sehingga esensi dari keheningan tidak tersampaikan. Menurut Pdt. Stefanus, keheningan juga memiliki keterkaitan erat dengan discernment, sehingga 2 proses tersebut perlu dipahami dengan baik. Guna merealisasikan konsep tersebut, seluruh peserta diharapkan untuk melaksanakn aktivitas kontemplasi.
Pada hari Minggu, 13 November 2022, Pdt. Stefanus mengajak seluruh peserta untuk Berdoa bersama Alam. Menurutnya, berdoa bersama alam adalah salah satu model doa yang baik untuk dilakukan, karena kita akan merasa keintiman dengan ciptaan lainnya, sebagai saudara kandung yang diciptakan oleh Allah. Setelah doa bersama alam, seluruh peserta diajak untuk membersihkan pesisiran pantai Teluk Ambon dan kemudian bersiap untuk melajutkan materi tentang Luka-luka Batin dan Berdamai dengan Diri Sendiri. Dalam proses penyampaian materinya, Pdt. Stefanus menegaskan bahwa setiap kita memiliki luka-luka batin, karena kita tidak pernah lepas dari masalah kehidupan. Kecenderungan keliru yang kita terapkan adalah kita justru menolak dan mencoba melupakannya, padahal semakin kita melupakannya, semakin kita mengingatnya. Oleh karena itu, menurut Pdt. Stefanus: luka-luka batin itu harus diterima sebagai bagian dari realitas kehidupan bersama. Luka-luka batin harus diterima, diolah, dan diobati; bukan dilupakan. Upaya kita untuk mengobati luka-luka batin adalah salah satu jalan awal untuk dapat berdamai dengan diri sendiri. Menurut Pdt. Stefanus, kita tidak dapat berdamai dengan diri sendiri jika kita belum dapat menerima, mengola, dan mengobati setiap luka batin yang dimiliki. Dalam kesempatan ini, banyak peserta yang kemudian berbagi pengalaman luka-luka batin mereka. Iwamony yang turut terlibat di dalam proses tersebut berharap agar PPs UKIM secara lembaga dapat melihat permasalahan ini dan mencoba bersama-sama dengan mahasiswa untuk melewatinya.
Kegiatan Retreat kemudian diakhiri dengan Acara Penutupan dan Sakramen Jamuan Kasih terhadap seluruh peserta, yang dilayani oleh Pdt. Stefanus Christian Haryono, MACF., Ph.D dan Pdt. Dr. I. W. J. Hendriks, M.Th. Selanjutnya, seluruh peserta diberikan kesempatan untuk memberikan kesan yang didapat selama mengikuti kegiatan Retreat dan harapannya ke depan, sebelum seluruh peserta kembali ke rumah masing-masing.