Dalam kesiapan untuk memulai perkuliahan pada semester genap 2021/2022, Program Pascasarjana (PPs) UKIM kembali melakukan Kuliah Umum dengan Topik “Agama dan Nasionalisme di Indonesia”, pada Senin, 7 Februari 2022, pukul 10-13.00 WIT, via Zoom dan dihadiri oleh Dosen, Mahasiswa (S2 dan S3), serta sivitas akademika UKIM lainnya sejumlah 47 orang.
Dalam arahan pembukaannya, Rachel Iwamony, Ph.D sebagai Direktur PPs UKIM menyampaikan, bahwa: pemilihan Topik “Agama dan Nasionalisme di Indonesia” tidak lahir dalam wacana kosong. Namun, topik tersebut merupakan pemantik kesadaran terhadap keberagaman agama di Indonesia dan panggilan agama-agama dalam upaya pengembangan bangsa Indonesia. Topik Kuliah ini juga, diselaraskan dengan konsentrasi program Doktor Teologi UKIM, yaitu: “Agama dan Kebangsaan”. Oleh karena itu, harapan dari Kuliah Umum yang dilakukan adalah terciptanya pemahaman yang komprehensif terkait dengan peran agama (termasuk Kekristenan) di Indonesia. Selain alasan pemilihan topik, dalam arahannya, Iwamony turut berharap agar pendekatan Kuliah Umum yang selalu dilakukan sebelum perkuliahan semester menjadi habit bersama dalam upaya pengembangan wawasan.
Kuliah Umum dengan topik “Agama dan Nasionalisme di Indonesia” dibahas oleh Dr. Zakharia Ngelow, selaku Direkrtur OASE Intim Makassar. Dalam penyajian materi, Ngelow membawakan 2 pokok bahasan, yaitu: (1) Agama dan Pancasila, dan (2) Beberapa Kajian Agama dan Kebangsaan. Dalam kecakapan pada bidang Sejarah dan pengalaman penulisan Disertasi dengan Judul “Kekristenan dan Nasionalisme di Indonesia”, Ngelow membedah kedua bahasan tersebut secara komprehensif. Prof. A.M.L. Batlajery, Ph.D selaku moderator Kuliah Umum menyampaikan, bahwa tidaklah heran jikalau Ngelow membedah Topik Kuliah Umum ini secara komprehensif dan mendalam, karena topik tersebut selaras dengan konsentrasi teori teologi (orthodoxi) dan praktik teologi (orthopraxis)-nya.
Dalam kuliah umum dimaksud, turut dibuka ruang diskusi antara narasumber (Ngelow) dengan seluruh peserta kuliah umum. Lima penanggap dalam ruang diskusi, yaitu: Pdt. G. Likumahua, M.Th, Dr. Steve G.C. Gaspersz, Gideon Leiwakabessy, S.Si, Teol, Pdt. Yunus Laritmas, dan Pdt. J. Takdare. Selain keempat penanggap, terdapat Dosen-dosen Senior (Prof. Jhon Titaley, Th.D, Prof. Mus Huliselan, Dr. I. W. J. Hendriks, M.Th, dan Dr. M. M. Hendriks, M.Th) yang turut memberikan tanggapan terhadap topik kuliah umum. Salah satu Dosen yang turut memberikan pemikiran kritisnya adalah Prof. Jhon Titaley, Th.D. Menurut Titaley, kecenderungan beragama di Indonesia adalah pendekatan tekstual, sehingga kesadaran dengan konteks Indonesia semakin hari, semakin hilang. Oleh karena itu, ketika umat beragama ingin mengembangkan nasionalisme di Indonesia maka pendekatan konteks harus juga terarah kepada Indonesia dengan seluruh keberadaannya (teks).
Pada akhir kuliah umum, Prof. A. M. L. Batlajery, Ph.D sebagai Moderator menyampaikan 3 kesimpulan, bahwa: (1) Studi Agama dan Kebangsaan perlu memberikan konsentrasi kepada Pancasila sebagai jati diri bangsa, (2) Kendati isu kedaerahan penting, tetapi kekristenan dan nasionalisme tetap relevan. Oleh karena itu, diperlukan keseimbangan, dan (3) Agama-agama perlu terbuka untuk mereinterpretasi ajaran-ajaran, sehingga pada saatnya dapat berkontribusi dalam perkembangan nasionalisme di Indonesia. Kuliah Umum dengan Topik “Agama dan Nasionalisme di Indonesia” diakhiri dengan Doa bersama yang dipimpin oleh salah satu Mahasiswa Program Doktor Teologi dengan konsentrasi Agama dan Kebangsaan UKIM, yaitu M. Asrul Pattimahu.